
5 hal yang harus kamu tahu tentang AKM
Belakangan ini kita mulai sering mendengar istilah AKM terutama jika kita memang bergelut di bidang pendidikan. Namun, Apa dan bagaimana AKM itu sendiri? akan sulit memahami nya jika kita tidak mencari tahu lebih lanjut, namun sebaiknya kita sedikit melakukan perkenalan terlebih dahulu dengan AKM ini melalui 5 hal awal yang mesti kita tahu sebelum kita berbicara lebih jauh.
- Bagian dari Asesmen Nasional (AN).
Asesmen kompetensi minimum (AKM) merupakan bagian dari Asesmen Nasional (AN) yang secara sederhananya dapat kita anggap sebagai pengganti dari Ujian Nasional (UN) meski diantara keduanya terdapat banyak perbedaan yang signifikan yang membuat keduanya tidak dapat dibandingkan secara Apel-to-apel. Namun anggapan awal tersebut tidak ada salah nya kita gunakan mengingat selepas dihapusnya UN oleh pemerintah, mekanisme AN lah yang kemudian digulirkan. Next, kita akan bahas tentang AN lebih dalam. AKM sendiri hanya satu diantara 3 bagian dari AN, karena didalam metode baru ini, yang diukur tidak hanya Kompetensi siswa, tapi juga Karakter dan Lingkungan Belajar yang nantinya akan diukur melalui survei. Pelaksanaan AKM itu sendiri bertujuan melihat kualitas mutu satuan pendidikan, kedepannya hasil dari AKM akan menjadi acuan untuk perbaikan mutu satuan pendidikan tersebut. Sederhananya, bukan kualitas kompetensi peserta didik secara individu yang sedang diukur, melainkan kualitas sekolah secara keseluruhan - Tidak semua siswa akan merasakan.Dalam pelaksanaan AKM nanti, tidak semua siswa akan merasakan nya, sebagaimana pelaksanaan UN beberapa tahun kebelakang yang mewajibkan semua siswa untuk mengikutinya. Untuk di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya 45 siswa yang akan menjadi responden sampel. Adapun pemilihan 45 siswa tersebut dilakukan oleh pemerintah secara acak. Meski demikian, sekolah tetap harus menyiapkan seluruh siswanya agar siapapun yang ditunjuk menjadi sampel responden tersebut siap mengikuti AKM, dan kamu, iya kamu! Harus mempersiapkan diri juga, siapa tahu kamu lah yang terpilih untuk mengikuti AKM tersebut.
- Tidak menjadi acuan kelulusan.Salah satu yang menarik dari bergulirnya AKM ini adalah penilaian ini tidak menjadi acuan kelulusan. Tes yang dikerjakan baik oleh siswa maupun guru tidak akan berimbas pada status kelulusan siswa. AKM tidak akan menjadi momok yang menakutkan yang menghantui kamu di penghujung masa sekolah. Hal ini tidak terlepas dari tujuan AN yang bukan menjadi instrumen penentu kelulusan siswa melainkan menjadi “data awal” terkait kualitas dan mutu satuan pendidikan. Hasil dari AKM ini akan menjadi barometer untuk disusunnya rencana perbaikan mutu kedepan, umumnya bagi pendidikan nasional dan khususnya bagi satuan pendidikan itu sendiri.
- Dilaksanakan pada kelas XI di tingkat SMA dan kelas VIII di tingkat SMP.Tidak dijadikannya AKM maupun AN ini sebagai instrumen penentu kelulusan siswa makin ditegaskan oleh poin ini: AKM dilakukan oleh siswa kelas XI untuk jenjang SMA, dan oleh siswa kelas VIII untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).Hal ini tentu berlainan dengan pendahulunya yang menargetkan siswa tingkat akhir pada tiap jenjang nya untuk menjadi peserta dalam tes yang mengukur hasil pendidikan selama masa sekolah.
- Berkonsentrasi dalam soal berbasis numerasi dan literasi.
Dalam pelaksanaan AKM nanti, kamu akan berhadapan dengan soal-soal berbasis literasi dan numerasi. Adapun literasi disini dimaksudkan kepada kemampuan memahami bacaan, menggunakan, mengevaluasi dan merefleksikan bacaan tersebut sehingga dapat pemahaman yang utuh guna memecahkan masalah. Sedangkan numerasi adalah kemampuan berfikir dengan menggunakan data, fakta dan rumus matematika sehingga dapat menerapkannya untuk memecahkan masalah. Dengan sistem komputer yang adaptif, bisa jadi soal yang diterima setiap siswa akan berbeda satu sama lain, karena soal-soal yang muncul akan menyesuaikan dengan kompetensi kamu. Jika disimulasikan mungkin seperti ini: siswa A mengerjakan soal pertama dan menjawab dengan benar, sedangkan siswa B menjawab dengan salah, maka pada soal kedua, siswa A akan mendapat soal dengan tingkat yang lebih sulit sedangkan siswa B akan mendapatkan soal yang lebih mudah. Masing-masing soal literasi dan numerasi terdiri atas 36 soal dan dibatas waktu selama 90 menit. Rata-rata kamu punya 2-3 menit untuk menyelesaikan tiap soalnya.
AKM merupakan hal baru, namun semua pihak baik sekolah, guru maupun siswa tidak perlu takut dan khawatir dalam menghadapinya, kita hanya perlu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, semoga melalui pernkenalan awal kita dengan AKM ini kita bisa lebih mengerti. (Panji Futuh Rahman/Red)